..friends in solitude

2006-12-01

Tempat Sampah

Dan disitulah akhirnya ‘kami’ tergeletak. Di dasar tempat sampah di pojok kamar.

Enam tahun penuh tawa. Enam tahun penuh air mata. Enam tahun penuh cerita. Enam tahun penuh derita. Hubungan berdarah-darah, kalau boleh meminjam terminologi salah seorang sahabatku. Hubungan berdarah-darah yang, bagaimanapun, sarat makna.

Sempat terfikirkan memang ‘kami’ akan berakhir. Tapi waktu itu yang terlintas adalah, semua hanya akan mengendap di dasar hati saja. Disembunyikan baik-baik, dan disimpan diam-diam. Tidak dicampakkan ke tempat sampah. Bahkan sekarang keadaannya adalah bukan cuma dicampakan, tapi dicampakan dengan semena-mena.

‘Kami’ memang tak pernah mulus, tapi rasanya ‘kami’ juga tidak seberantakan itu sampai pantas disebut sampah. Sebenarnya keputusan untuk mengakhiri ‘kami’ diantara plastik bekas kerupuk kulit, botol kosong vitamin c dosis tinggi, dan kertas pembungkus sate padang sisa makan malam memang terasa agak berlebihan. Tapi kenyataannya, itulah yang terjadi. Mungkin ini terjadi karena aku benar-benar kecewa. Marah. Merasa semuanya tidak adil. Dan terlalu lelah untuk berfikir dua kali mengenai keputusan ini. Tapi yang pasti memang semuanya harus benar-benar berakhir. Tak ada lagi ‘kami’. Bahkan tidak pula ‘kami’ yang saling berteman. Jadi tempat sampah mungkin memang tempat yang paling pas untuk melenyapkan ‘kami’.

Dan aku menerimanya. Dengan helaan nafas dan senyum kecil, “Baiklah”. Kuyakinkan hatiku. So long, then.

Jadi, disitulah foto-foto, kartu ucapan, kotak pembungkus kado, note-note penuh pesan cinta, dan apapun yang mewakili ‘kami’, terserak. Mungkin ada baiknya hatiku kulempar juga kedalam sana. Tapi tidak, ah. Aku masih butuh hatiku untuk bisa menjalani semuanya besok, lusa, dan seterusnya dan seterusnya.

Dan demi menghindari ‘kami’ kembali ke tempatnya semula keesokan hari, malam itu juga kukosongkan si tempat sampah di bak sampah besar di halaman rumahku dengan diiringi doa:”Semoga setelah ini, aku tak perlu lagi membuang kisah cintaku ke tempat sampah”. Amin.



No comments: