Hmhmhm
Paling susah memang jujur sama diri sendiri.
Padahal kalau cape, tinggal bilang cape. Gak sanggup, tinggal bilang gak sanggup. Suka, tinggal bilang suka. Kalau gak suka, ya gak usah dijalanin. Kenapa semuanya harus dibikin rumit?
Mungkin memang benar kata seorang teman, aku terlalu mikirin semuanya.
Aku cuma berusaha peduli sebenarnya. Setidaknya pada diriku sendiri.
2007-06-26
2007-06-11
Squirrel Away
Malam ini aku ingin menulis ditemani lagu-lagu dari playlist i-tunes ku. Hanya menulis dan tidak melakukan hal lain. Tidak menonton televisi, tidak bercinta, tidak bergosip di telepon, dan tidak juga tidur.
Menulis, menulis, menulis.
Malam ini aku ingin menulis dan melupakan apa yang kulewati hari ini. Aku tidak ingin mengingat-ingat kalau hari ini aku terlambat datang ke kantor hampir setengah jam, aku tidak ingin mengingat-ingat kalau hari ini aku makan siang bersama seorang teman lama, aku tidak ingin mengingat-ingat kalau hari ini aku melupakan janji dengan dokter gigi, dan terlebih lagi aku tidak ingin mengingat-ingat kalau hari ini aku makin membenci atasanku.
Aku hanya ingin menulis. Sampai puas.
Menulis adalah cara aku menyampaikan perasaanku. Membeberkan pandanganku. Menceritakan kehidupanku. Membagi perhatianku pada sesama. Menulis adalah cara aku memperkenalkan diri pada dunia, atau menyembunyikan diri dari dunia. Dan menulis, adalah caraku mencintai.
Sungguh, kalau semua bisa dituntaskan hanya dengan menulis, pasti aku akan jadi orang yang paling cepat menyelesaikan segala hal.
Satu-satunya hal yang bisa membuatku bergairah tanpa aba-aba dan peringatan, adalah menulis. Aku bisa menulis apa saja yang ku mau, tentang siapa saja. Menulis tentang rumah impian, atau lelaki paling tampan yang pernah kutemui. Semuanya bisa kubumbui sesukaku. Tanpa batasan. Sejauh imajinasiku mampu menerjemahkannya dalam kata-kata. Oh! Hanya dengan membayangkannya saja aku sudah dipenuhi sensasi menyenangkan.
Menulis itu sensasional, eksotis, dan penuh misteri.
Orang bisa saja percaya tulisan fiksiku adalah kisah nyata, atau cerita yang sungguh terjadi adalah karangan belaka. Dan itu menyenangkan. Karena aku bisa mengubah diriku menjadi siapa saja yang aku mau lewat tulisanku. Agar orang lain tak tahu perasaanku sesungguhnya. Itu bagus ketika aku hanya ingin dibiarkan sendiri. Dan aku menikmati ketika kubiarkan orang menerka-nerka isi hatiku sampai mereka jenuh dan tidak lagi menjadi orang sok tahu.
Jadi, malam ini aku hanya ingin menulis: Aku ingin bersembunyi dalam serakan kata-kata dan tidak lagi membiarkan diriku terbaca.
Malam ini aku ingin menulis ditemani lagu-lagu dari playlist i-tunes ku. Hanya menulis dan tidak melakukan hal lain. Tidak menonton televisi, tidak bercinta, tidak bergosip di telepon, dan tidak juga tidur.
Menulis, menulis, menulis.
Malam ini aku ingin menulis dan melupakan apa yang kulewati hari ini. Aku tidak ingin mengingat-ingat kalau hari ini aku terlambat datang ke kantor hampir setengah jam, aku tidak ingin mengingat-ingat kalau hari ini aku makan siang bersama seorang teman lama, aku tidak ingin mengingat-ingat kalau hari ini aku melupakan janji dengan dokter gigi, dan terlebih lagi aku tidak ingin mengingat-ingat kalau hari ini aku makin membenci atasanku.
Aku hanya ingin menulis. Sampai puas.
Menulis adalah cara aku menyampaikan perasaanku. Membeberkan pandanganku. Menceritakan kehidupanku. Membagi perhatianku pada sesama. Menulis adalah cara aku memperkenalkan diri pada dunia, atau menyembunyikan diri dari dunia. Dan menulis, adalah caraku mencintai.
Sungguh, kalau semua bisa dituntaskan hanya dengan menulis, pasti aku akan jadi orang yang paling cepat menyelesaikan segala hal.
Satu-satunya hal yang bisa membuatku bergairah tanpa aba-aba dan peringatan, adalah menulis. Aku bisa menulis apa saja yang ku mau, tentang siapa saja. Menulis tentang rumah impian, atau lelaki paling tampan yang pernah kutemui. Semuanya bisa kubumbui sesukaku. Tanpa batasan. Sejauh imajinasiku mampu menerjemahkannya dalam kata-kata. Oh! Hanya dengan membayangkannya saja aku sudah dipenuhi sensasi menyenangkan.
Menulis itu sensasional, eksotis, dan penuh misteri.
Orang bisa saja percaya tulisan fiksiku adalah kisah nyata, atau cerita yang sungguh terjadi adalah karangan belaka. Dan itu menyenangkan. Karena aku bisa mengubah diriku menjadi siapa saja yang aku mau lewat tulisanku. Agar orang lain tak tahu perasaanku sesungguhnya. Itu bagus ketika aku hanya ingin dibiarkan sendiri. Dan aku menikmati ketika kubiarkan orang menerka-nerka isi hatiku sampai mereka jenuh dan tidak lagi menjadi orang sok tahu.
Jadi, malam ini aku hanya ingin menulis: Aku ingin bersembunyi dalam serakan kata-kata dan tidak lagi membiarkan diriku terbaca.
2007-06-04
Relapse eps. 1
What if I call you at this very moment and say "I miss you"?
Will you smile? Or instead you're just giving me the look that say, "See, I always know you cannot live without me"?
I miss the way you look in that dark gray suit, that off-white shirt, and a matching tie I picked for you. I know how to dress a man so that he looks stunning. But you too have a nice body *and a sexy behind, I must admit* so that you'll always look good in almost everything. Except that fade black t-shirt I hate.
I often hate the picture of you smiling. Because in some ways, it puts a little pain inside of me. But I love your smile that matched those pretty little eyes. And I hate the thought to have that smile again, just for me.
I remember our little laughs. Your arms around me. Your fingers running through my hair. And a hug that always make me feels good.
I'm torturing myself right now. And if you read this, I know you'll be smiling. A winner's smile, I bet.
Oh, shees *sigh*. Maybe you'll always stay in my heart. But I'm not sorry for my decisions. I'll be just fine without you, I've convinced myself over and over again.
Maybe I'm just missing a man with a nice body *perhaps a sexy behind too, if I'm lucky* in a dark gray suit, off-white shirt, and a matching tie, with a smile that matched his pretty small eyes - and not missing you in particular.
What if I call you at this very moment and say "I miss you"?
Will you smile? Or instead you're just giving me the look that say, "See, I always know you cannot live without me"?
I miss the way you look in that dark gray suit, that off-white shirt, and a matching tie I picked for you. I know how to dress a man so that he looks stunning. But you too have a nice body *and a sexy behind, I must admit* so that you'll always look good in almost everything. Except that fade black t-shirt I hate.
I often hate the picture of you smiling. Because in some ways, it puts a little pain inside of me. But I love your smile that matched those pretty little eyes. And I hate the thought to have that smile again, just for me.
I remember our little laughs. Your arms around me. Your fingers running through my hair. And a hug that always make me feels good.
I'm torturing myself right now. And if you read this, I know you'll be smiling. A winner's smile, I bet.
Oh, shees *sigh*. Maybe you'll always stay in my heart. But I'm not sorry for my decisions. I'll be just fine without you, I've convinced myself over and over again.
Maybe I'm just missing a man with a nice body *perhaps a sexy behind too, if I'm lucky* in a dark gray suit, off-white shirt, and a matching tie, with a smile that matched his pretty small eyes - and not missing you in particular.
Subscribe to:
Posts (Atom)